Quarter Life Crisis: Ketika Cemas, Tekanan, dan Frustasi Bercampur Menjadi Satu

Farhah Kamila
4 min readSep 3, 2020

--

Pic Source: Dazed Digital on Pinterest

“Ternyata aku belum cukup kompeten di bidang yang selama ini aku sukai”

“Aku sudah melakukan yang terbaik, tapi kenapa masih juga tidak berhasil?”

“Ternyata selama ini aku belum cukup mengenal diriku”

“Apa aku bisa menjadi seorang yang berguna dan mempunyai kehidupan yang layak?”

“Apa aku bisa membahagiakan orang tua dalam waktu dekat ini?”

Apakah monolog diatas sangat menggambarkanmu? Apakah kamu merasa cemas, depresi, frustasi, dan tidak yakin dengan identitasmu saat ini? Kamu merasa terjebak dalam semua perasaan-perasaan tidak nyaman, dengan segala ketidakpastian hidup dan harapan-harapan yang kalian sendiri tidak cukup yakin apakah bisa mencapainya. Terjebak dalam Quarter Life Qrisis, it’s suck! Ingin rasanya segera mengakhiri episode hidup yang satu ini.

Sangat menyebalkan berada di fase ini. Do nothing, but exhausted?! Ketika kita mencari cara bagaimana cara untuk keluar dari fase ini, jawabannya tidak ada. Kita tidak bisa asal skip episode seperti dalam drama korea:”) Lalu, bagaimana?

Jika kamu ingin melakukan sesuatu untuk dapat bertahan melalui fase menyebalkan ini, here is some tips for you! (this is a reminder for me too).

1. Berhenti membandingkan dirimu dengan orang lain.

Sulit, sudah pasti. Kehidupan kita yang tidak jauh dari sosial media membuat kita dengan mudah mengetahui kehidupan orang lain. Log-in Instagram, melihat teman-temanmu menikah, mendapatkan pekerjaan impiannya, mendapatkan beasiswa untuk kuliahnya. Tapi, sadarilah bahwa kamu tidak bisa membandingkan perjalanan hidupmu dengan perjalanan orang lain. Bisa saja apa yang mereka tampilkan di sosial media saat ini adalah hasil dari kerja keras mereka sebelumnya, bisa saja apa yang mereka tampilkan adalah satu kebahagiaan kecil dari berjuta kesulitan mereka. Who knows? Maka dari itu, stop comparing! Fokus pada tujuanmu, live your own life!

2. Bagilah perasaanmu pada orang lain.

Membicarakan hal ini untuk sebagian orang pasti memalukan. Kamu takut di judge, takut dianggap banyak mengeluh, dan menjadi semakin tertekan. Tapi, bicarakanlah! Bagilah perasaanmu pada orang terdekatmu. Kita semua pasti pernah berada di fase terpuruk dalam hidup bukan? Jadilah pemberani untuk membagikan perasaan dan pikiranmu pada mereka, setidaknya kamu tidak memendam beban itu sendirian. Bagaimana jika kita tidak mempunyai orang lain untuk berbagi perasaan ini? Konsultasilah ke profesional. Datang ke psikolog tidak harus merasa sakit terlebih dahulu kok, kalian bisa melakukan konseling terkait masalah kehidupan juga. Be brave and talk about it!

3. Berhentilah berekspektasi.

“aku seharusnya sudah mapan sekarang”

“aku seharusnya sudah bisa membahagiaan orang tua sekarang”

“aku seharusnya sudah menempuh pendidikan profesi sekarang”

Berhentilah menyalahkan dirimu atas semua ekspektasi pencapaian yang kamu buat. Let yourself just be! Saat ini kamu sudah luar biasa. Kenapa? karna kamu mengkhawatirkan masa depanmu, karna kamu peduli pada masa depanmu. Itu adalah sebuah indikator yang baik untukmu menuju masa depan yang cerah, so dont’ ever give up!

Kamu akan melewati ini, karna kamu menuju tujuanmu, untuk menemukan kebahagiaan dan arti hidupmu. Kamu akan mendapatkannya, karna kamu mengusahakannya. Jadi, berbaik hatilah pada dirimu, beri waktu untuk beristirahat dan menenangkan diri.

Tidak ada lagi tenggat waktu, tidak ada lagi batasan usia, dan tidak ada lagi sebuah keharusan. Kamu sadar dan kamu tau kamu sedang mengusahakan semua ini. Cheer up!

4. Kenali dirimu lebih dalam.

Luangkan waktumu untuk melakukan refleksi diri. Tanyakan pada dirimu seberapa kenal kamu dengan dirimu sendiri? Apakah kamu yakin? Ataukah selama ini kamu mengetahui sifat, sikap, dan kebiasaanmu dari orang lain? Cobalah untuk mencari tau hal itu. Tuliskan kisahmu, perdalam karaktermu dalam tulisan itu. Buatlah daftar kelebihan dan kekuranganmu dalam bentuk analisis SWOT, tentunya tidak perlu dibuat terlalu serius. Buatlah semenyenangkan mungkin. I try this before, and it works! Hope it works for you too.

5. Lakukan riset.

Setelah kamu mengenal dirimu lebih dalam, tentunya kamu sudah mulai mengetahui apa yang kamu inginkan dalam hidup bukan? Sekarang saatnya beraksi untuk mewujudkannya. Luangkan waktu untuk melakukan riset soal apa yang bisa mengasah ketrampilanmu. Cari tau kegiatan apa saja yang bisa membantumu melewati jalan berbatu menuju tujuanmu ini. Cari kesibukan yang mengarahkanmu mendekati cita-citamu. Berbicarahlah pada orang-orang yang bisa membantumu mewujudkanya. Do it, and enjoy it!

6. Mulai bergerak.

Sudah mengetahui dirimu dan melakukan riset? Mulailah untuk mencobanya! Ingin menjadi florist? Ikutlah kelasnya dan belajarlah dengan giat. Ingin menjadi spesialis terapi? Belilah buku dan investasikan dirimu untuk belajar lebih banyak sebelum mendaftar ke sekolah kejuruan. Jangan lupa untuk berlatih berkomunikasi dengan orang lain, ingat bahwa komunikasi itu penting untuk hidupmu.

Bagaimana jika sudah melakukan semua hal itu tapi masih juga gagal? Coba lagi! Atau cari jalan lain untuk mencapainya. Beri dirimu waktu untuk merefleksikan ‘kegagalanmu’. Jangan terlalu keras pada diri sendiri. Beri waktu untuk bersedih dan ketika sedih itu sudah berangsur menghilang, move on! Start your another step. Satu jalan rusak tidak akan menghalangimu kan? Kamu masih memiliki banyak jalan lainnya.

Ingatlah kamu tidak perlu melalui semua ini sendirian. Quarter life crisis bisa jadi sangat berat untuk sebagian orang. Jadi, carilah orang untuk berbagi bebanmu. Percayalah bahwa kamu akan bisa melewati fase ini, dan menjadi orang yang lebih baik dan bahagia. Semangat!

*tulisan ini dibuat salah satu tujuannya adalah untuk menyemangati diri sendiri* *pukpuk diri sendiri*

--

--

Farhah Kamila
Farhah Kamila

Written by Farhah Kamila

Sedang belajar menjadi manusia yang lebih baik

No responses yet